Duhai Illahi...Engkau lemparkan aku ke barat lalu Engkau hempaskan aku ke timur, Engkau benamkan aku pada samudera lalu Engkau terbangkan aku ke angkasa...
Akan kemanakah diri ini Kau bawa ???

Ya Illahi...Kemana pun itu, entah pada mimpi - mimpi ku atau dunia khayalku, tetap saja takkan pernah lepas aku pada kelemahan akan harapan padaMu.

Duhai Illahi...Andai Engkau memberiku Istana Sulaiman, Atau tongkat Musa atau bahkan kekuatan Izra'il, takkan pernah pantas aku menjadi pewaris surgaMu, Karena semua berawal dariMu dan hanya kepadaMu pula semua urusanku bermuara.

Wahai Illahi, hilangkanlah keraguan dalam diriku, kenalkanlah aku dengan kesempurnaan cinta-Mu...
Agar aku bisa Meraih Mimpi-Mimpiku

Minggu, 06 Maret 2011

          Ayahanda, mungkin kini sudah terlambat bagiku untuk memohon maaf padamu. Namun, butir-butir kristal yang terjatuh di pucuk kelopak matamu ketika hari perpisahan kita, membuat diri ini selalu menjeri pilu, hati ini rindu, namun rindu ini tak sebesar kepayahan diriku menanggung rasa penyesalan di masa lalu.

                                                                              ****

         Ayahanda, Telah ku sakiti hati lembutmu dengan kata-kata kasarku. Tak pernah diri ini memperhatikan dirimu, seperti kau memperhatikan aku dan tak akan pernah bisa diriku menandingi kesabaranmu dalam merawat dan menjaga anak-anakmu.
         Ayahanda, ketika aku sakit dulu, kau selalu ada disampingku, memijit-mijit tangan, kaki, punggung dan kepalaku. Engkau tenangkan aku dengan lantunan shalawat dan belaian sayangmu dan takkan kau hentikan hal itu sebelum aku terlelap dan melepas semua beban di hari lelahku.
        Ayahanda, ketika aku terbangun dari mimpi buruk yang menjamah dimensi khayalku, kau selalu datang dengan pelukan hangat dan susu cokelat hangat di tengan perkasamu, lalu kau akan berkata padaku..."Tenang Nak, Ayah ada disini...Itu hanya mimpi...Ayah akan selalu menjagamu..."
        Duhai Ayah...Tak perlu ada hari perayaan khusus untuk mengenang kasing sayangmu. Jiwamu begituy kuat layaknya karang di tepian, namun hatimu juga sangat lembut, bahkan lebih lembut daripada hamparan kain sutera.
        Duhai Ayah...Meski tubuhmu tergolek lemah karena sakit, namun jiwamu tak pernah lelah menaungiku dengan ketulusan dan kasih sayang.
        Ayahanda, dosakah aku mengaharpkan kau kembali ??? Tak kuat rasanya mata ini menahan hantaman penyesalan yang mencair menjadi air mata. Sela langit masih menyimpan matahari disakunya, selama itu pula aku merindukan kasih sayangmu dan selama dewi malam duduk agung disinggasananya, selama itu pula aku berharap kau akan datang di mimpiku.
        Tak akan ada lagi kasih sayang seorang Ayah yang akan ku miliki. Aku rindu akan dirimu wahai Ayahku...
        Ya Illahi...Ampuni aku yang terlalu lemah dalam memendam cinta pada dunia bawah sadarku, rasa rindu ini terlepas begitu saja tanpa bisa ku kendalikan. Wahai Tuhan, aku mohon do'amu untuk kebahagiaan Ayahanda tercintaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar